Mafia-Togel. Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 29 Februari 2016

Tag: , , , , , , , ,

berita : Van Gaal: Rashford Setelah Mueller, Iniesta, dan Kluivert

Filosofi Louis van Gaal mungkin tak sepenuhnya berjalan di Manchester United. Tapi satu hal yang kosisten dilakukannya adalah memberi kesempatan pada pemain muda. Marcus Rashford salah satunya.

Rashford bisa jadi merupakan pesepakbola yang paling banyak menghiasi media Inggris dalam sepekan terakhir. Padahal, kecuali suporter MU, mungkin tak banyak orang yang mengenal siapa remaja 18 tahun itu sebelum The Red Devils menjamu Midtjylland di leg kedua babak 32 besar Liga Europa.

Wajar saja, baru di laga itu Rashford diberi kesempatan main oleh Louis van Gaal di skuat utama. Kemunculan dia sebagai starter di laga itu juga sebuah kebetulan: menjadi pengganti Anthony Martial yang cedera saat pemanasan.

Rashford dapat sanjungan dalam laga itu karena ikut membantu MU meraih kemenangan 5-1. Tapi sensasi yang lebih besar dibuat Rashford tiga hari kemudian saat dia kembali jadi starter ketika 'Setan Merah' menjamu Arsenal. Dua gol dan satu assist melambungkan namanya ke tempat yang dia belum pernah dia bayangkan sebelumnya.

"Pemain-pemain muda kerap tampil oke di pertandingan pertama. Pertandingan kedua beda lagi. Marcus bermain bagus di kedua pertandingan itu. Jadi dia itu spesial," sanjung Van Gaal usai kemenangan atas Arsenal.

Van Gaal memang tahu benar bagaimana berhadapan dan menghadapi pemain muda. Sejak di awal kariernya sebagai pelatih, meneer asal Belanda itu selalu punya kepercayaan besar untuk mereka yang masih berada di level akademi klub.

Thomas Muller, Bastian Schweinsteiger dan David Alaba adalah pemain-pemain muda Bayern Munich yang pada awal kariernya dapat kesempatan besar dari Van Gaal untuk unjuk diri bersama tim utama. Van Gaal bahkan merupakan sosok yang mengubah Schweinsteiger dari seorang winger menjadi midfielder dan menggeser Alaba dari lapangan tengah menjadi bek kiri.

Di Barcelona, Van Gaal juga merupakan sosok yang mengorbitkan Xavi Hernandez, Andres Iniesta, dan Thiago Motta. Bagaimana ketiga nama tersebut kemudian menjalani karier yang luar biasa gemilang adalah bukti kalau Van Gaal seperti punya indera keenam untuk mencium bakat-bakal besar pada pemain muda.

Cerita sukses terbesar Van Gaal bersama pemain belia tentu saja terjadi saat dia masih melatih Ajax Amstedam. Menjuarai Liga Champions dengan mengalahkan AC Milan, Van Gaal memimpin Ajax yang diisi oleh tujuh pemain berusia di bawah 22 tahun dan tiga remaja: Clarence Seedorf (19), Kanu (19), dan Patrick Kluivert (18).

"Jika seorang pemain bisa melakukannya, maka saya akan memilih dia. Jika usianya lebih tua, itu tak masalah buat saya; itu bukan hal yang paling penting. Usia tidaklah penting," cetus Van Gaal sebelum dia resmi bergabung dengan The Red Devils, seperti dikutip dari Eurosport.

Kembali ke MU, badai cedera pemain disebut-sebut jadi masalah besar yang harus dihadapi Van Gaal. Di sisi lain dia mungkin sedikit bersyukur karena ada kesempatan lebih untuk menurunkan sekaligus beberapa pemain muda.

Saat menundukkan Arsenal di akhir pekan kemarin, Van Gaal menurunkan dua pemain berusia 18 tahun, sementara lima pemain lain berusia 23 tahun dan kurang.

Di sepanjang 2015/2016 ada lima remaja yang diberi kesempatan oleh Van Gaal untuk main di skuat utama, plus lima pemain lainnya dengan usia di atas 20 tahun. Jika ditotal, Van Gaal sudah 'meluluskan' 14 pemain akademi MU untuk merasakan bermain di skuat utama.

Unknown

Semoga Blog ini Bermanfaat dan membantu anda mencari solusi dalam kehidupan anda terima kasih salam susi chen ^_^

0 komentar:

Posting Komentar